11:27 PM -
No comments
BJBR Probolinggo
Di daerah Pelabuhan PPP, kota Probolinggo
di Jawa Timur, terletak sebuah hutan bakau di atas pantai pasang surut. Dari
Surabaya, hanya butuh naik bus dari Terminal Bus Bungurasih menuju Probolinggo.
Hutan ini berada di pantai Probolinggo, di daerah Utara.
Dilihat dari langit,
hutan tersebut kelihatan hijau dan sehat, dengan beberapa tenda-tenda putih di
tengah-tengahnya. Di dalamnya, pengunjung kelihatan puas dengan berbagai macam
fasilitasnya di tengah hutan mangrove yang besar. Tidak terbayang, 3 tahun yang
lalu yang terlihat di Muara Kali Banger ini hanyalah hutan bakau yang penuh
dengan tumpukan sampah sejauh mata memandang.
Tapi tergeraklah hati
tiga orang: Benjamin Mangitung, Juda Mangitung, dan Justinus Tan. Mereka
menciptakan impian besar yaitu “Mengubah Sampah Menjadi Emas” di atas tempat
itu. Mereka bertiga berani berinvestasi dan membersihkan sampah itu sehingga
tercapailah impian mereka. Beejay Bakau Resort telah lahir.
Salah satu bungalow |
Selain wisata alam
yang indah, ada juga wisata kuliner yang bersuasana romantis yang bisa dinikmati bersama pemandangan
wisata alam, lampu-lampu kecil di jembatan kayu kelapa sampai restorannya, musik yang santai, dan angin pantai yang sejuk. Pengunjung dapat bersantai dan bermakan di Café Jonggrang
Mayangan, tepat di pinggir pantai. Tapi ini bukan wisata kuliner utamanya. Ada
juga sebuah restoran beratap tenda dengan 4 kubah yang besar, terbesar di
Indonesia. Inilah Rest-o-Tent, restoran sari laut, di mana pengunjung menikmati
makanan seafood yang enak dan murah disertakan juga pertunjukan masak ‘Master Chef’ yang profesional.
Inilah contoh dari
pembangunan berkelanjutan yang baik. Pembangunan berkelanjutan secara sosial
adalah pembangunan yang mempertimbangkan tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Dalam pembangunan berkelanjutan yang baik, ketiga aspek itu harus
diperhatikan agar benar-benar berkembang.
Beejay Bakau Resort
(atau biasanya disebut BJBR) ini sudah jelas mempertimbangkan ketiga aspek
dalam pembangunan berkelanjutan. Tujuannya Benjamin Mangitung, Juda Mangitung,
dan Justinus Tan bukanlah uang. Mereka bertujuan untuk membuat fasilitas dengan
alam yang bersih. Mereka membersihkan alam untuk menyediakan fasilitas dan
wisata untuk semua orang. Tujuannya jelas bukan uang. Inilah yang akan membuat
ekonomi berkembang; perspektif yang berbeda, perspektif bahwa tujuannya bukan
uang, tapi kemakmuran. Harga-harga makanan dalam Rest-o-Tentnya juga relatif murah, walaupun makanannya enak dan direkomendasi. Sepertinya investor-investornya cukup berani dengan investasinya, walau pada akhirnya sukses.
Dengan
pertunjukan-pertunjukan, fasilitas-fasilitas yang sangat baik, dan wisata alam
yang sangat baik, secara sosial, BJBR cukup memuaskan. Sepertinya, area ini juga membiarkan penduduk lokal masuk dan mengambil kerang-kerang di pantainya. Pelayanan fasilitas-fasilitasnya juga cukup baik, terutama pelayanan di Rest-o-Tent yang cukup cepat dan ramah. Ada acara-acara belajar di
sana untuk anak-anak, seperti studi lingkungan dan lain-lain. Jadi, untuk harga
masuk sebanyak 20.000 rupiah, itu cukup baik secara sosial, walaupun 20.000 per orang
itu agak mahal.
Secara lingkungan,
BJBR Probolinggo sudah jelas baik. BJBR adalah wisata alam. Dari tumpukan sampah menjadi ‘emas’, BJBR sangat memerhatikan
lingkungan. Dari pembersihan sampahnya dari bahan-bahan alami yang membuat
bangunan-bangunan serta jembatannya, BJBR sangat memerhatikan alam walaupun ada
tempat parkirnya. Selain itu, BJBR mempertimbangkan alam secara total.
Dari situ, kita bisa
simpulkan bahwa BJBR mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari
fasilitas-fasilitas baiknya, alam bersihnya, dan perspektif ekonominya, rating
yang saya berikan adalah 9/10 karena ada rencana untuk membangun lebih banyak
bungalow, dan tempat parkirnya terlalu mendukung kendaraan pribadi.
Rating Final: 9/10 bintang. Purdy good, if I do say so myself.
Rating Final: 9/10 bintang. Purdy good, if I do say so myself.
0 comments:
Post a Comment