4:49 PM -
1 comment
Hidup di Bayangan Kembar
Judul Buku: Jacob Have I Loved
Copyright: Katherine Paterson
ISBN: 0690040784
Genre: Buku Remaja
Penerbit: Crowell, 1980. Fitzgerald Books, 2007.
Ilustrasi: Chris Sheban
Jumlah Halaman: 216
Copyright: Katherine Paterson
ISBN: 0690040784
Genre: Buku Remaja
Penerbit: Crowell, 1980. Fitzgerald Books, 2007.
Ilustrasi: Chris Sheban
Jumlah Halaman: 216
Kehidupan di pulau kecil adalah kehidupan yang terbatas. Pekerjaan bagi generasi muda terbatas, teman terbatas, dan teknologi pulau juga terbatas. Pada tahun 40’an, di Pulau Rass, yang berada di Chesapeake Bay, masa depan hampir semua anak laki-laki adalah nelayan, dan masa depan hampir semua anak perempuan adalah ibu rumah tangga. Kehidupannya memang sangat terbatas.
Sara Louise Bradshaw, biasa dipanggil
“Louise” atau “Wheeze”, adalah salah satu anggota keluarga Bradshaw, yang
terdiri dari 5 anggota. Selain Louise, ada juga Truitt; bapaknya, yang bekerja
sebagai nelayan, Susan; ibunya, ibu rumah tangga, Nenek Bradshaw; nenek yang
sangat religius, dan Caroline; kembarnya Louise, yang lebih cantik, lebih
pintar, dan jauh lebih berbakat dibanding Louise.
Caroline dianggap sebagai keajaiban karena
hampir meninggal saat lahir, dan diberi perhatian oleh semua orang sampai waktu
remajanya, sedangkan Louise terpaksa ‘hidup di bayangan’ kembarnya, diabaikan.
Caroline menghabiskan uang yang cukup banyak untuk les piano dan les vokalnya,
dan uang ini dihasilkan Louise dan teman lamanya, McCall Purnell; biasa
dipanggil “Call”.
Call adalah satu-satunya teman Louise,
walaupun selera humornya garing, dan sangat membosankan. Mereka berdua
memancing, dan menjual hasilnya untuk keluarga mereka. Louise bekerja keras,
tapi Caroline malah menyia-nyiakan uang hasil kerjanya. Louise merasa diabaikan
dan tidak diberi apresiasi. Ada banyak kejadian memalukan dimana Louise tidak
sengaja melakukan hal yang kacau, sedangkan Caroline si keajaiban mengejeknya.
Louise ingin segera pergi dan mencari kebahagiaan di luar sana.
Satu-per-satu, Caroline ‘mencuri’ semua hal
yang Louise miliki. Caroline mengambil barang-barang yang dibeli oleh uang
hasil Louise, mengambil perhatian dari hampir semua orang, dan bahkan sampai
mengambil teman-teman Louise; Call, dan Hiram “Kapten” Wallace, kakek-kakek tua
yang baru pindah ke pulau Rass. Louise juga mulai ingin pergi kuliah dan
meninggalkan pulau Rass.
Akhirnya, Caroline pergi untuk kuliah ke
sekolah musik, dan Louise terpaksa menetap di rumah, sambil merawat neneknya
yang sering marah-marah. Louise melepaskan semua emosi yang terpendam ke
ibunya, dan akhirnya ada yang mengerti Louise. Sebenarnya, Louise boleh-boleh
saja pergi dari Rass, tapi tidak mengungkapkan apa-apa ke orang tuanya. Louise
bertanya, “Ibu sama Ayah nanti merindukanku seperti Caroline, tidak?”
Jawabannya adalah, “lebih.”
Louise pada akhirnya kuliah dalam bidang
kebidanan di Universitas Kentucky, dan dikirim ke satu
kota di pegunungan yang
terisolasi dan tidak memiliki dokter. Louise pada akhirnya menikah dengan
seorang duda, dan menemukan kebahagiaan di kota itu.
“Jacob have I Loved, but Esau have
I Hated.”
Itu adalah satu kalimat dalam Al-Kitab, yang
menurut Louise, cocok dengan kehidupannya. Louise merasa seperti Esau, dibenci
semua orang, dan hidup di bayangan saudaranya, yang dicintai semua orang.
Buku ini kurang-lebih begitu.
Menurut saya, buku ini kurang seru, karena
kurang banyak kejadian yang menarik. Buku ini dipenuhi banyak adegan dimana
Caroline > Louise, sehingga saya muak membacanya, dan ikut membenci Caroline.
Penulisan di buku ini membuat pembaca simpatik dengan Louise, sehingga makna
buku ini lebih terasa. Walaupun begitu, menurut saya, kurang banyak konflik
antara Louise dan Caroline, mungkin karena Caroline kurang peka.
Saya merekomendasikan buku ini ke siapapun
yang merasa iri dengan orang lain, karena pada akhirnya, bila sabar, semua
orang akan menemukan kebahagiaannya. Mungkin buku ini akan menjadi inspirasi
bagi orang-orang yang merasa iri. Saya tidak merasa begitu, jadi kurang merasa
inti ceritanya. Selain itu, buku ini adalah buku yang bagus sebagai bahan
bacaan yang berukuran sedang dan cerita yang menarik.
Credits to Arvin Keisan
Credits to Arvin Keisan