Thursday, April 14, 2016

6:27 PM - No comments

Laskar Pelangi

Laskar pelangi sampul.jpg
Judul Buku: Laskar Pelangi
Copyright: Andrea Hirata
ISBN: 9793062797
Genre: Roman
Penerbit: Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2005
Jumlah Halaman: 529
Sekolah Muhammadiyah (SD dan SMP) di desa Gantung, Belitung Timur terancam akan dibubarkan bila siswa baru tidak mencapai jumlah 10 anak. Di upacara pembukanya, baru 9 anak (yakni Ikal (aka Andrea Hirata aka penulis aka ‘aku’ di dalam cerita), Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek (aka Samson), dan Trapani) yang hadir. Tepat sebelum Pak Harfan, kepala sekolah, membaca pidato untuk menutup sekolah, Harun dan ibunya mendaftarkan diri ke sekolahnya.
Dari situ mulai cerita-cerita dan pengalaman seru mereka. Dengan keterbatasan dan kekurangan yang mereka miliki di sekolah kecil tersebut, mereka tetap bersemangat dalam belajar dan bermain bersama. Dalam sekolah mereka, didampingi oleh satu guru yang terus sabar dengan mereka, yaitu Bu Muslimah, yang hanya merupakan lulusan SKP (Sekolah Kepandaian Putri, yang sederajat dengan SMP), namun sangat berdedikasi menjadi pengajar untuk mereka dengan tekad dan ketulusan yang luar biasa. Bu Muslimah menjuluki mereka ‘Laskar Pelangi’ oleh karena kesenangannnya terhadap pelangi.

Mereka bersepuluh terus belajar dan berteman dari Kelas 1 SD sampai Kelas 3 SMP, dengan banyak pengalaman unik dari kejadian bodoh yang dilakukan Samson dan Ikal untuk menumbuhkan otot, pengalaman cinta pertamanya Ikal, bakat luar biasa Mahar dan Lintang, dan juga cerita-cerita dimana mereka mengharumkan nama sekolah di acara seperti festival 17 Agustus dan mengalahkan sekolah orang kaya PN di dalam cerdas cermat.

Buku ini menceritakan setiap pengalaman dan cerita-cerita kecil satu-per-satu dengan detil seperti sebuah cerita besarnya rombongan anak yang disebut ‘Laskar Pelangi’. Ya, memang begitu kayaknya, karena memang Laskar Pelangi bukunya.

“Hiduplah untuk memberi yang sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima yang sebanyak-banyaknya. (Pak Harfan)”

Menurut saya, buku ini ditulis dengan semangat bercerita yang luar biasa. Cerita ini merupakan cerita naratif-deskriptif yang sangat deskriptif dan menggunakan Bahasa Indonesia yang mengalir dengan enak dengan sedikit gaya Melayu yang kelihatan. Buku ini juga memiliki makna tentang persahabatan dan ketabahan terhadap apapun yang terjadi. Andrea Hirata benar-benar semangat menceritakan kisah hidupnya, dan bercerita seperti saya. Seperti saya, Andrea Hirata membutuhkan banyak kata untuk menjelaskan sesuatu sehingga benar-benar jelas dan mendeskripsikan sesuatu sehingga benar-benar terbayang. Kekurangan dari ini adalah bahwa pada akhirnya, ini melelahkan, dan semangat menulis yang sangat segar pada awalnya menghilang di akhir buku karena menjadi membosankan. Sama seperti penulisnya, pembacanya juga mulai bosan, dan timeskip serta pergantian POV di awal terasa tidak jelas, namun pada akhirnya memuaskan. Saya sangat menyukai cara menulisnya dan juga menghormati usahanya untuk menggabungkan cerita dengan nostalgia.

Saya merekomendasikan buku ini bagi siapapun yang suka genre roman seperti saya dan bisa mengikuti gaya menulis Andrea Hirata yang enak dibaca (pada awal dan tengah bukunya). Pembacanya juga harus menghadapi tulisan yang penuh dengan majas-majas yang membutuhkan pikiran yang abstrak (seperti saya) dan bisa menangkap semuanya karena kalau tidak, jadinya tidak jelas. Buku ini juga membutuhkan waktu yang lama untuk dibaca, dan menjadi timekiller yang sangat efisien dan penuh dengan cerita-cerita Andrea Hirata yang penuh warna. Semoga makna-makna di dalam buku ini bermanfaat pembacanya.


0 comments:

Post a Comment